Gara-gara Kudeta, Amerika Serikat Akhirnya Tinjau Ulang Bantuan untuk Myanmar

- Pewarta

Rabu, 3 Februari 2021

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Baru AS, Joe Biden. (Foto: Instagram @joebiden)

Presiden Baru AS, Joe Biden. (Foto: Instagram @joebiden)

APAKABAR NEWS – Departemen Luar Negeri AS akan meninjau ulang bantuan luar negerinya ke Myanmar setelah menyimpulkan pengambilalihan militer di negara Asia minggu ini merupakan kudeta, kata para pejabat pada hari Selasa

Presiden Joe Biden mengancam akan memberikan sanksi baru terhadap para jenderal yang merebut kekuasaan di Myanmar dan menahan para pemimpin terpilih termasuk peraih Nobel Aung San Suu Kyi pada Senin pagi 1 Februari 2021.

Washington belum melakukan kontak langsung dengan para pemimpin kudeta di Myanmar atau para pemimpin pemerintah sipil yang digulingkan.

ADVERTISEMENT

RILISPERS.COM

SCROLL TO RESUME CONTENT

Atas permintaan Gedung Putih, perwira tinggi militer AS, Jenderal Angkatan Darat Mark Milley, berusaha menelepon militer Myanmar setelah kudeta, tetapi tidak dapat terhubung, kata seorang pejabat AS pada hari Selasa, seperti dikutip dari Reuters, Rabu 3 Februari 2021.

Di bawah hukum AS, penilaian bahwa kudeta telah terjadi secara otomatis membatasi bantuan AS.

Kudeta tersebut merupakan pukulan signifikan bagi pemerintahan Biden dan upayanya untuk membentuk kebijakan Asia-Pasifik yang kuat untuk melawan Cina.

BACA JUGA: Jatimraya.com, media online yang menyajikan beragam berita dan informasi aktual seputar peristiwa di Provinsi Jawa Timur, dan nasional.

Banyak dari tim kebijakan Asia Biden adalah veteran pemerintahan Obama, yang setelah meninggalkan jabatannya pada tahun 2016 memuji pekerjaannya untuk mengakhiri pemerintahan militer beberapa dekade di Myanmar sebagai pencapaian kebijakan luar negeri yang utama.

Berita Terkait

Lebih dari 200 Demonstran Bentrok dengan Garda Nasional di LA, Gas Air Mata Dilepaskan Brutal
Sebelum Dirawat, Paus Fransiskus Sempat Berselisih dengan Kardinal Soal Defisit Keuangan Vatikan
Sebelum Dirawat, Paus Fransiskus Sempat Berselisih dengan Kardinal Soal Defisit Keuangan Vatikan
Kelompok Bersenjata Asal Lebanon Hizbullah Secars Resmi Akui Kehilangan Jalur Pasokan Melalui Suriah
Di Hadapan Pimpinan Negara G20, Presiden Prabowo Subianto Kembali Suarakan Perdamaian Palestina
Kilang Minyak Klintsy di Wilayah Bryansk, Rusia Terbakar Setelah Dihantam Serangan Drone Ukraina
Perpecahan di Aparatur Negara Myanmar, Militer Terpecah
KJRI Hongkong Berikan Dukungan Penuh pada Program Sertifikasi Profesi BNSP

Berita Terkait

Selasa, 10 Juni 2025 - 15:07 WIB

Lebih dari 200 Demonstran Bentrok dengan Garda Nasional di LA, Gas Air Mata Dilepaskan Brutal

Senin, 3 Maret 2025 - 13:39 WIB

Sebelum Dirawat, Paus Fransiskus Sempat Berselisih dengan Kardinal Soal Defisit Keuangan Vatikan

Senin, 3 Maret 2025 - 07:28 WIB

Sebelum Dirawat, Paus Fransiskus Sempat Berselisih dengan Kardinal Soal Defisit Keuangan Vatikan

Senin, 16 Desember 2024 - 14:35 WIB

Kelompok Bersenjata Asal Lebanon Hizbullah Secars Resmi Akui Kehilangan Jalur Pasokan Melalui Suriah

Rabu, 20 November 2024 - 08:49 WIB

Di Hadapan Pimpinan Negara G20, Presiden Prabowo Subianto Kembali Suarakan Perdamaian Palestina

Berita Terbaru