Erupsi terjadi menerus dan menghasilkan kolom erupsi berwarna kelabu dengan tinggi maksimum 500 m dari atas kawah/puncak.
Guguran batuan dari arah puncak terjadi tidak menerus sejak 19 Oktober 2020.
Pada 28 November terjadi kenaikan jumlah guguran secara signifikan diikuti oleh kejadian awan panas guguran yang berasal dari ujung lidah lava dengan jarak luncur maksimum 1 km ke sektor tenggara lereng.
Pada 1 Desember 2020 mulai pukul 01.23 WIB, teramati awan panas guguran dari kubah puncak, dengan jarak luncur 2 hingga 11 Km ke arah Besok Kobokan di sektor tenggara dari puncak Gunung Semeru.
Baca Juga:
Penanganan Paska Awan Panas Guguran Semeru Memasuki Status Transisi Darurat
Gunung Semeru Erupsi Kembali, Meluncurkan Guguran Awan Panas yang Amat Besar
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Lumajang untuk mendapatkan perkembangan terkini paska awan panas guguran yang terjadi dini hari. (*/tim)