APAKABARNEWS.COM – Sebagian orang mungkin sering menahan buang air kecil ketika berada di perjalanan dan sulit menemukan toilet.
Kondisi ini sebenarnya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman serta bisa menimbulkan masalah urologis.
Seorang ahli urologi mengungkapkan akibat dari kebiasaan menahan buang air kecil yang tampaknya tidak berbahaya ini ternyata dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
Seperti dilansir dari laman Best Life, berikut ini adalah lima hal yang terjadi pada tubuh saat menahan buang air kecil di antaranya:
Baca Juga:
Ulasan Toyota Avanza 2023: Kelebihan, Kekurangan, dan Mengapa MPV Ini Masih Jadi Pilihan Utama
Xiaomi Redmi Note 12 Pro 5G, Semakin Layak Dibeli
Rekomendasi Adidas Samba: Sejarah dan Pilihan Terbaik di Blibli
1. Beresiko Infeksi Saluran Kemih
Salah satu risiko terbesar menahan kencing terlalu lama atau terlalu sering adalah meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK).
Baca artikel menarik lainnya, di sini: Tak Disangka, Ini 4 Efek Samping Akibat Makan Telur Terlalu Banyak bagi Kesehatan
Ketika urine tertahan di kandung kemih, itu menciptakan tempat berkembang biak bagi bakteri untuk tumbuh dan menyebabkan infeksi,” jelas residen urologi dan ahli medis internal untuk bedbible.com, Martina Ambardjieva.
Baca Juga:
KODAI DOOR Hadir di Indo Build Tech 2024 dengan Pintu Baja Knock Down Inovatif
Rekomendasi Tas Ransel JanSport di BliBli, Cocok untuk Gaya Simpel dan Kasual
Bergabung dengan PAFI untuk Kesehatan dan Pembangunan Farmasi Indonesia
Ketika urine tidak dikeluarkan secara teratur, bakteri dapat menyebar ke uretra dan ginjal, yang pada akhirnya menyebabkan ISK.
ISK biasanya memerlukan pengobatan antibiotik, jadi harus selalu segera ke dokter saat mengalami tanda-tanda pertama infeksi.
2. Melemahkan Otot-otot Kandung Kemih
Menurut spesialis nyeri panggul yang berlokasi di New York City, Amerika Serikat, Sonia Bahlani, menahan buang air kecil terlalu lama dapat menyebabkan kontraksi otot dasar panggul.
Baca Juga:
Jangan Sampai Salah, Ternyata Ini Perbedaan AC Inverter dan Low Watt!
Klinik Pasak Bumi: Pusat Terapi Khusus Pria, Terpercaya dan Bergaransi di Batam, Kepulauan Riau
Surga Kuliner Khas Nusantara Nur Corner Kini Hadir di Corner 28 Petogogan, Kebayoran Baru, Jaksel
“Ketika ini terjadi, itu dapat menyebabkan kelemahan otot di sekitar kandung kemih,” ujarnya.
Jika dilakukan dalam jangka waktu yang lama, kondisi ini dapat menyebabkan hal-hal seperti nyeri atau inkontinensia.
Ambardjieva mengatakan, secara khusus, ini terjadi ketika otot detrusor di kandung kemih berkontraksi dan menekan sfingter uretra yang tertutup.
3. Kemungkinan Terkena Batu Kandung Kemih
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
Ambardjieva memaparkan konsekuensi lain dari menahan buang air kecil terlalu lama yaitu risiko batu kandung kemih.
Terbentuk di dalam kandung kemih saat tidak kosong sepenuhnya, ini adalah gumpalan mineral keras yang dapat menyebabkan sakit perut, nyeri saat buang air kecil, darah dalam urin, dan gejala lainnya.
“Urine diproduksi oleh ginjal. Urine terdiri atas air yang bercampur dengan produk limbah yang dikeluarkan ginjal dari darah,” kata National Health Service (NHS) Inggris.
4. Mengalami Lonjakan Tekanan Darah
Menahan kencing juga dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara waktu. “Menahan urine setidaknya tiga jam setelah buang air kecil sebelumnya meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolik pada wanita paruh baya,” kata Ambardjieva.
Untuk alasan ini, semua orang harus selalu mengosongkan kandung kemih sebelum mengukur tekanan darah.
Ahli urologi mencatat, mekanisme di balik perubahan tekanan darah ini masih kurang dipahami.
5. Tingkatkan Sedikit Risiko Kanker Kandung Kemih
Ambardjieva memperingatkan ada satu lagi kondisi serius yang mungkin terkait dengan menahan kencing yaitu kanker kandung kemih.
Ketika urine ditahan di kandung kemih terlalu lama, bakteri dapat menumpuk dan tumbuh yang meningkatkan peradangan dan iritasi pada lapisan jaringan kandung kemih.
“Peradangan kronis ini dapat menyebabkan kerusakan DNA pada sel-sel di wilayah ini, yang meningkatkan peluang mereka untuk menjadi kanker,” tukas Ambardjieva.***