APAKABAR NEWS – Saya tidak bermaksud menulis dalam bahasa Inggris. Sengaja memakai judul berbahasa Inggris agar jadi perhatian saja. Maklum seringkali yang nampak kebarat-baratan lebih jadi perhatian. Jadi biar jadi “eye catchy” kata yang lain.
Dunia kita mengalami pergerakan dan perubahan yang dahsyat. Dalam setahun terakhir saja, melalui Pandemi Covid 19 ini, perubahan itu begitu sangat terasa dan mendasar. Bahkan sesungguhnya istilah “new normal” yang timbul dari Covid 19 ini esensinya adalah perubahan.
Manusia yang sadar akan kehidupan, bahkan tabiat alam semesta, akan paham dengan fenomena ini. Al-Quran menggambarkan pergerakan alam semesta secara konstan. Di surah Yasin misalnya digambarkan alam semesta bagaikan “berenang-renang” dalam pergerakan itu.
“Wa kullun fii falakin yasbahuun” (dan semua berputar pada poros masing-masing”.
Baca Juga:
KPK Harus Segera Lakukan Penyidikan Terhadap Kasus Gratifikasi Private Jet Kaesang Pangarep
Manusia dalam wujud fisikalnya juga menjadi bagian dari alam. Dan karenanya secara fisik manusia mengikut kepada hukum Allah (biasa diekspresikan dg hukum alam) yang universal. Jantung memompa yang dengannya mengalirkan darah ke seluruh pori-pori kehidupan.
Tapi manusia dalam posisinya sebagai wujud ciptaan yang berdasar ruhiyah (spiritual being) bukan ciptaan biasa. Tapi kreasi Allah yang unik. Bahkan dalam bahasa seorang penulis “the unknown” alias ciptaan misterius.
Pada tataran inilah manusia harus sadar bahwa pada dirinya ada nilai yang istimewa. Nilai yang tidak dimiliki oleh sembarang ciptaan (khalq). Nilai yang sekaligus menjadikannya sebagai makhuk yang bernilai (valuable). Itulah nilai spiritulitas yang terbangun di atas kefitrahan Ilahi (fitratallah allati fatoran naasa jami’an).
Manusia berubah, bukan dirubah
Baca Juga:
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Nawawi Pomolango Tanggapi Soal Keberadaan Kaesang Pangarep
Halaman : 1 2 3 Selanjutnya